Julia Pastrana adalah wanita yang mulai terkenal dengan julukan
“wanita berjanggut” di pertangahan tahun 1800-an. Kini, melansir
pemberitaan LiveScience, Minggu (24/5) disebutkan, lebih dari 150 tahun
para ilmuwan akhirnya berhasil menguak mutasi genetik penyebab kondisi
langka yang dialami Julia.
Gangguan penyakit yang dikenal dengan nama ilmiahnya hypertrichosis
terminalis (CGHT) ini menyebabkan pertumbuhan rambut yang lebat di
sekujur tubuh, tampilan wajah yang aneh dan gusi gigi yang membesar.
Dalam beberapa kasus, orang-orang yang mengalami penyakit CGHT ini
memiliki gusi gigi yang normal. Sebelumnya, penyakit ini sulit
dipelajari disebabkan langkanya orang yang menderita jenis penyakit
seperti ini. Setelah menganalisa sejumlah gen pada tiga keluarga
keturunan China yang menderita CGHT dan satu orang lagi penderita CGHT
gingival hyperplasia, para peneliti menguak adanya gangguan genetik pada
kromosom 17.
Dalam tiga keluarga China tersebut, anggota keluarganya memiliki DNA
yang menghapus kromosom ini. Artinya, mereka kehilangan bagian penting
dalam gen penting mereka. Di lain hal, individu yang mengalami
pembesaran pada gusi gigi memiliki ekstra potongan DNA yang disebut
duplikasi DNA, tipe mutasi yang susunan DNA mereka berlipat ganda.
Keabnormalan genetik inilah yang mempengaruhi empat hingga delapan gen
pada koromosom 17.
“Walau sudah lama diyakini bahwa kebanyakan orang yang menderita CGH
memiliki cacat genetik, mutasi genetik khusus yang menggarisbawahi CGHT
dengan atau tanpa gingival hyperplasia belum ditemukan hingga kini,”
jelas Xue Zhang, pemimpin penulis studi dari Chinese Academy of Medical
Sciences dan Peking Union Medical College di Beijing.
Sejumlah studi di masa akan datang akan mencoba menemukan mekanisme
mengapa mutasi ini bisa menyebabkan gangguan penampilan fisik si
penderita, tambah Zhang. Hasil riset ini dipaparkan pada 21 Mei di
American Journal of Human Genetics.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar